Taeyeon,
Tiffany, Sica, Leeteuk, Shindong, Donghae
By
: chayeon
“eonni bisakah kau tambahkan
lagi cream pada rambutku agar rambutku bisa lebih halus?”
Taeyeon kembali membaca
majalah, dia hanya membolak-balikkan halamannya saja melihat-lihat produk
kecantikan terbaru yang akan rilis beberapa saat lagi.
“Bagaimana? Apakah sudah
selesai? Aku harus segera ke sebuah acara ulang tahun temanku. Bisakah kau
kerjakan rambutku sedikit cepat lalu segera mengeringkannya?”
Taeyeon sudah tidak sabar
untuk menghadiri pesta ulang tahun Tiffany sahabat yang ia sayangi, mereka
tumbuh besar bersama, rumah mereka bersebelahan, dan sekarang pergi menuntut
ilmu di Universitas yang sama namun beda dalam penjurusan. Taeyeon mengambil
jurusan music sedangkan Tiffany sangat menyukai akting.
“Akhirnya selesai juga...
Berapa yang harus aku bayar?” Taeyeon menanyakan pada kasir salon sambil
membuka dompetnya, terselip foto Taeyeon dan Tiffany saat mereka masih kecil
dulu sedang mandi bersama, foto yang diambil oleh eomma Taeyeon yang sudah
meninggal.
Kasir menunjukkan harga lalu
taeyeon membayarnya dan kemudian pulang dengan langkah yang bersemangat.
Rambutnya tergerai, berkilau dan bercahaya, matanya berbinar, pipinya merona
dengan paduan blash on pink yang lembut, bibirnya tersenyum kecil, dia
membayangkan berada di pesta itu dan memberikan hadiah spesialnya kepada
Tiffany. Taeyeon benar-benar tidak sabar, hingga kemudian Taeyeon sampai di
perempatan jalan menunggu taxi untuk membawanya kerumah Tiffany.
“Taxi .... !!” teriak
taeyeon kencang.
“Ajussi antarkan saya ke
Gwangju street blok A12 ya, kamsahamnida.”
“Hmmm.... pasti tiffany akan
menyukai hadiah ini.” ungkapnya dalam hati semangat.
Halaman rumah tiffany penuh
dengan mobil-mobil, banyak tamu yang masuk. Taeyeon tiba dengan mengenakan gaun
pink dengan rok mengembang, kaki kecilnya melangkah masuk kedalam rumah tiffany
sambil menyincing sebungkus hadiah. Suasana didalam sangat berisik, orang-orang
menari bahkan berpasang-pasangan, sorotan lampu kelap-kelip sesekali menyinari
wajah taeyeon, tapi tiffany tidak terlihat, taeyeon mencari mengelilingi area
acara.
“Baaa!!!” tiffany
mengagetkan taeyeon dari belakang.
“Fany....! kau
mengagetkanku, kemana saja kau? Aku mencarimu L”
taeyeon seperti hampir menangis. Ekspresi wajahnya menjadi lucu seperti anak
kecil.
“Hahaha kau ini, aku dari
belakang mengambil minuman untuk beberapa tamu.” Sambil tersenyum dengan eye
smile-nya.
“Ooooh... aku ada hadiah untukmu, apa kau bisa menebak
isinya hahaha...”
“hadiah apa ini taeng?”
“sudahlah, terima dan
cobalah untuk menebak terlebih dahulu.”
“hmmmm.... kreekk”
“eitssss.... kau tidak boleh
membukanya fany.”
“wkakakaka hanya menyobeknya
sedikit, aku tidak sabar, boleh kubuka?”
“ahhh.... sudah kubilang kau
harus menebaknya dulu L”
wajah taeng seperti anak kecil lagi.
“baiklah.....” sambil
mencubit pipi taeng gemas.
“Bagaimana....?” tanya
taeng, wajahnya sumringah.
Tiffany menggerak gerakkan
hadiah yang terbungkus kertas pink itu, sambil mendengarkan benturan benda yang
mengenai dinding karton pembungkus hadiah.
“Kenapa tidak
berbunyi.....?” tiffany heran dan mengernyitkan dahinya, dia berfikir mungkin
ini bukan benda berat.
“apa ini gaun?”
“bukan, aku sudah memberimu
tahun lalu.”
“sepatu?”
“itu juga sudah saat ulang
tahunmu yang ke-17.”
“lalu apa?”
“aku kan sudah bilang kau
harus menebaknya, ayolah... berusaha lebih keras fany.” Taeyeon memberikan
semangat lagi.
“buku?”
“anio.”
“kalung, cincin,
anting-anting?”
“hey... kau kira aku akan
melamarmu?”
“aku yakin ini adalah hadiah
yang sangat spesial, akan aku buka nanti.”
“kenapa kau menyerah fany,
huh, ayolah coba lagi.”
“pakaian?”
“anio.”
“celana?”
“anio.”
“kodok?”
“hahaha bagaimana mungkin?”
“kau pernah mengirimiku
kotak berisi kodok saat kau kesal karena nilai akhir ujian sekolahku lebih
tinggi darimu wkakakaka.”
“hahahaha.... kau masih
mengingat masa-masa saat kita kecil dulu? Hahahaha.”
Taeyeon tertawa
terbahak-bahak menyadari bahwa dia pernah melakukan hal yang konyol hanya
karena iri pada hasil nilai ujian saat di sekolah dasar dulu.
“baiklah fany, kau boleh
membukanya sekarang.”
“benarkah?”
“yaaa.... kau terlihat
kasihan sekali hahahaha.”
Tiffany membuka bungkusnya
perlahan, lalu membuka karton pembungkus. Dia memasukkan tangannya kedalam,
mencari-cari barang yang berada didalamnya. Dia mendapati sebuah benda kecil.
“aissssh.... lipatan kertas!
Kau mengerjaiku ya????”
“bukalah kekekeke.”
“hmmmm....” tiffany membuka
sambil menghela nafas.
“ANDA BELUM BERUNTUNG,
HADIAH ANDA TERSIMPAN DISUATU TEMPAT DIKAMAR ANDA.” Kyaaaaa tiffany memukul
kecil kepala taeng.
“Taeeeeng, kau ini,
benar-benar.”
“Hahahaha.... semangat
semangat, selamat mencari hadiahnya yaaaa wkakakakaka... aku akan mengambil
minuman dulu.” Pergi berlari kecil meninggalkan tiffany.
“hahahha dasar taeng, masih
saja seperti ini, anak yang konyol, masih sama seperti yang dulu, ada-ada
saja.” Ucap tiffany dalam hati sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
Taeyeon menghampiri meja
berisi makanan dan minuman yang bertumpah ruah itu, diambilnya segelas minuman
kemudian pergi ke salah satu tempat duduk yang nyaman disalah satu sudut
ruangan lantai atas, dari situ ia bisa melihat segala aktivitas orang-orang
yang berada dibawah. Keadaan diruangan ini tidak begitu bising, dan hanya ada
beberapa tamu undangan saja yang berada disitu. Dihadapannya ada sepasang
kekasih yang terlihat sedang menikmati minuman mereka sambil bercerita, taeyeon
hanya asik melihat-lihat aktivitas orang disana, ia bingung dengan apa yang
harus ia lakukan, dia ingin ikut menari dengan iringan musik disco dibawah
tetapi dia lebih menikmati suasana ditempatnya sekarang.
“Ooooh minumanku habis, aku
harus kebawah mengambil beberapa.”
Taeyeon menuruni anak
tangga, heel sepatu taeyeon masuk diantara lobang anak tangga dan membuatnya
terjatuh.
“Gedebuk ... gedebuk ....
Braaaaak!”
Taeyeon jatuh tersungkur,
suara musik yang keras membuat orang-orang tidak mengetahui bahwa taeyeon
terjatuh.
“apa kau baik-baik saja?”
“uhhh....iya...aduhh.”
sambil menerima sambutan tangan dari orang yang ingin membantunya berdiri.
“kamsahamnida.... kau baik
sekali.”
“tidak, aku hanya ingin
menolong saja tidak lebih, lain kali berhati-hatilah dengan sepatu tinggimu itu
anak kecil, kau belum cukup umur untuk memakainya, bahkan kau tidak terlihat
tinggi sekalipun saat mengenakannya haha.”
“apa kau bilang? Kau tidak
sopan, aku bukan anak kecil, siapa kau berani bilang begitu?”
“hahahahaha..... kau tidak
mengenalku? Sudahlah hahahaha” laki-laki ini berlalu begitu saja dari hadapan
taeyeon.
“Heyyy !!! dasar kau
psikopat, pria gila !!! hey pria gila !!!”
“hahhh sial, siapa dia?
Sudahlah itu tidak penting. Huh bagaimana aku harus berjalan dengan sepatu
highheels yang patah, huffft ... mana tiffany T.T ....”
“hey... kau disini?”
“fany.... sepatuku L”
“ada apa?”
“aku terjatuh tadi.”
“dasar kau ini memang
ceroboh, tidak bisakah kau berhati-hati dengan sepatumu itu hahaha.”
“hey kau menghinaku????”
“hahaha tidak, lucu sekali
aigoo, bagaimana bisa seorang wanita mematahkan highheelsnya hahaha.”
“sudahlah fany, aku malu
hikz ....”
“taeng, lebih baik kau
kemarku dan kenakan sepatuku, heelsnya tidak terlalu tinggi, pasti cocok
buatmu.”
“huuuu lagi-lagi kau
menghinaku huaaaa, sama saja seperti laki-laki tadi, apa aku terlalu pendek
untuk mengenakan heels yang tinggi, aku hanya ingin terlihat tinggi T.T hikz
....”
“Haaa? Laki-laki siapa?
Berani sekali dia menghinamu?”
“aku tidak tau, tapi dia
bilang dia mengenalku, padahal aku tidak tau dia siapa.”
“benarkah?”
“iya, oia fany jam berapa
acara ulang tahunmu akan dimulai?”
“jam 9 malam.”
“tapi ini masih jam 3 sore.”
“iya, ini hanya untuk
menerima tamu undangan dari teman-teman appa, nanti malam saat acara hanya akan
dihadiri oleh teman-teman dekat saja dan saudara.”
“Jinjjayo???? Pantas
daritadi aku hanya melihat tamu berlalu lalang, menari, dan menyantap
hidangan.”
“Iya, datanglah nanti malam
taeng, sayang sekali leeteuk oppa tidak bisa hadir, dia bilang dia masih ada
urusan di london.”
“Wah.... bahkan aku lupa kalau
kau memiliki kakak laki-laki, seperti apa dia sekarang? Aku hanya ingat
wajahnya saat kecil dulu, sayang saat melanjutkan sekolah menengah pertama dia
ke London dan akhirnya bekerja disana.”
“Dia sekarang tampan
hehehehe ..... aku begitu merindukannya L”
“sabar fany, pasti dia akan
datang untukmu, sabar ya hehehe.”
“sabar... sabar... kau tidak
tau betapa aku merindukannya huft ....”
“hahaha untung aku tidak
merasakan galaunya hatimu.”
“ahhh taeng, jahatnya
dirimu....”
“wkakakaka sudahlah, ayo
keluar, sepertinya ada suara ribut diluar.”
Tiffany dan taeyeon keluar
dari kamar menuju ruang utama acara, tiba-tiba saja keadaan menjadi riuh, ada
seorang wanita psikopat yang teriak-teriak diatas panggung tempat DJ memainkan
tracknya, wanita ini meneriakkan Yeah I’m DJ ! Yeah I’m DJ !
“siapa kau?” tanya fany pada
wanita itu dari jauh.
“Yeah.... I’m DJ !” jawab
wanita itu dengan suaranya yang lantang.
“Hey... turun, beraninya kau
merusak acaraku dengan membuat keributan!” fany makin mendekat ke panggung.
“Tidak sebelum kau berikan
aku bir dengan kualitas terbaik!!!!”
“Kau kira ini diskotik!”
fany makin mendekat dan hampir akan naik ke atas panggung, DJ Kim Tae Hee
lantas menghentikan musik melihat keadaan ini dan mencoba membujuk wanita ini
untuk menyudahi kegilaannya.
“Iya, kau tidak senang???
Ini tidak lebih adalah diskotik! Kau hanya bisa menghambur-hamburkan uang orang
tuamu untuk acara ini!!”
Fany lantas menangis, dia
tidak mengenali wanita itu bahkan acaranya pun kacau, fany menangis
menjadi-jadi, tidak pernah dia alami kejadian seperti ini, mata semua orang
tertuju padanya, entah mereka memihak pada wanita itu atau pada tiffany tapi
orang-orang hanya melihat saja kejadian yang berlangsung, fany berderai air
mata.
“appaaaa... eommaaaa... apa
yang terjadi??? Bagaimana bisa ada orang sejahat itu T.T”
Fany masih berdiri di bawah
panggung, dia menangis, dikelilingi oleh orang-orang yang hanya diam saja ditempat
itu, taeyeon pun menghilang. Fany merasa sendiri, fany menangis terisak-isak,
acara rusak, fany menangis melihat sekitarnya.
“Blup”
Tiba-tiba lampu dalam
ruangan padam. Tidak ada yang terlihat, bahkan tidak ada suarapun kecuali suara
isakan tangis tiffany.
“Hikz... Hikz...”
“appaa... eomma...” suaranya
lirih.
“Teng... Teng... Teng...
Teng.... Teng... Teng... Teng... Teng... Teng... Teng...” tiba-tiba suara piano
terdengar.
Sorot lampu menyorot ke atas
panggung. Fany terkejut, kaget, bingung, dia tidak menyangka itu taeyeon. Fany
masih bingung dengan apa yang terjadi, dia benar-benar tidak mengerti, lalu dia
terdiam sejenak. Dia mencoba mengikuti dengan apa yang terjadi, dan terdiam
walau pipinya masih terlihat linangan air mata.
“Sahabatku, sampai kapanpun,
walau terjadi kesalahpahaman hingga kau marah padaku, aku tidak akan pergi
darimu. aku akan melengkapi hidupmu J.”
Taeyeon kembali memainkan pianonya dari awal.
Fany hanya terdiam dan mulai
mengerti dengan apa yang terjadi, dia merasa sesuatu yang baru terjadi tadi
adalah kejutan.
“Teng... Teng... Teng...
Teng.... Teng... Teng... Teng... Teng... Teng... Teng...” terdengar lagi.
Taeyeon mulai menyanyikan
sebuah lagu, wajahnya sangat menghayati, matanya sedikit terpejam.
“Noonbooshin gyejol gadeukhi .....”
“hyangiro oon goril jinaaa .....”
Fany menangis lagi, dia mulai mengerti, kejutan dari taeyeon
begitu indah, kali ini fany kembali menangis, fany menangis haru, dia menangis
sembari tersenyum, air matanya mengalir melihat sahabatnya menyuarakan isi
hatinya lewat lagu, fany benar-benar terbawa dengan keadaan ini.
“man heun shigan soge byon han getjiman dooson noji an
gireul”
“just for love yongwon torok ajimanil sarang”
“geudae gil barae yo”
“to make my life complete”
“YOU MAKE MY LIFE COMPLETE”
Fany menangis tersedu-sedu mendengar akhir kalimat dari lagu
itu, kemudian fany naik ke atas panggung menghampiri taeyeon dan memeluknya.
“Gomawoyo”
“Gomawoyo”
“Saranghaeyo”
Fany masih memeluk taeyeon
dengan erat dan mengucapkan kata-kata itu. Taeyeon pun membalas pelukan fany,
mereka menangis bersama, kisah persahabatan yang begitu manis. Saat mereka
terbawa pada keadaan mereka yang begitu mengharukan lampu ruangan kembali
hidup. Semua orang ikut terharu bahkan ada yang menangis melihat mereka
berpelukan, lalu orang-orang bertepuk tangan, termasuk wanita psikopat tadi,
dia tersenyum melihat fany, walau fany masih bingung dia membalas senyum wanita
psikopat tadi.
“Prok.... Prok... Prok... “
Suasana menjadi hening.
Lalu ada laki-laki yang
muncul dari pintu masuk ruang acara, dia mengenakan jas, rapi sekali. suara
ketukan sepatunya membuat orang-orang menoleh padanya, fany terkejut, menutup
bibirnya yang terbuka lebar, taeyeon terlihat lebih terkejut lagi, matanya sampai
akan keluar dari tengkorak. Laki-laki ini menuju panggung dengan langkah pasti,
sangat berwibawa. Tiffany kemudian menangis dan memeluknya.
“Oppa !!”
Tiffany makin memeluknya
erat, tiba-tiba datang teman-teman dekat tiffany dari arah pintu masuk acara
mendorong meja beroda dengan kue ulang tahun yang besar diatasnya, ada patung replika kecil
seperti tiffany di pucuk kue. Fany benar-benar tidak menyangka, padahal
acaranya akan dimulai malam nanti jam 9. Fany diam terkejut, perasaannya campur
aduk, oppa masih dipeluknya erat, perasaan rindu, bingung, haru, senang,
menjadi satu. Kemudian appa dan eomma fany menyusul keluar dari pintu masuk
acara setelah teman-teman fany.
“This is for you.” Kata leeteuk
oppa sambil membuka kedua lebar tangannya menyamping.
“oppa aku bingung, apa ini
semua rencanamu termasuk wanita psikopat tadi?”
“hahahaha.... mianhae
tiffany, saranghae tiffany”
“oppa” fany menangis haru.
Appa dan eomma naik ke
panggung, lengkaplah disana berdiri dari sisi kiri leeteuk, tiffany, taeyeon
lalu appa dan eomma menempatkan diri di sebelah kiri leeteuk. Tetapi taeyeon
masih terkejut dan hanya melihat kearah leeteuk. Sementara leteeuk yang
mengetahui taeyeon melihat kearahnya sedaritadi hanya tertawa dalam hati.
Kemudian leeteuk mengambil alih acara.
“terimakasih pada tamu-tamu
undangan atas kedatangan kalian pada acara ulang tahun adik saya Tiffany,
terimakasih juga pada teman-teman dekat tiffany yang sudah menyiapkan kue ulang
tahun yang begitu megah dan mau ikut serta untuk memberi kejutan spesial pada
tiffany walau tiffany tidak tau akan kehadiran kalian saat ini, tiffany mengira
acara akan dimulai malam nanti jam 9, dan saya juga berterimakasih pada taeyeon
sahabat tiffany yang sudah mau ikut serta juga dalam ide saya memberi kejutan
pada tiffany, yah walau saya dan taeyeon hanya menyusun rencana ini lewat
hubungan telepon tapi sepertinya kejutan ini sukses dan membuat adik saya
menangis haru setelah sekian lama saya tidak pernah melihatnya menangis haru.
Dan saya terkejut dengan suara taeyeon yang indah.
“wow wow wow wow.” Taeyeon
mengatakannya berulang-ulang dalam hati.
“ahhh ternyata, ternyata
pria gila itu donghae oppa >,< pantas saja dia bilang mengenalku
>,< .” Taeyeon berbicara sendiri dalam hati.
“Taeyeon... Taeyeon...
Taeyeon....”
“haaa?!” taeyeon terhentak
dari lamunannya.
“hey.... kau diminta leeteuk
oppa untuk menyalakan lilin di kue ultah itu, apa kau tidak mendengarnya?” kata
fany.
“ahhh mianhae hehehehe....
baiklah ^o^ ....”
Dengan langkah semangat
taeyeon turun panggung dan menyalakan lilin, taeyeon menjinjit-jinjitkan
kakinya karena letak lilin terlalu tinggi.
“ahhhh kue ini terlalu
tinggi, aigoooo....”
leeteuk datang menghampiri
taeyeon, dari belakang taeyeon leeteuk membantu taeyeon menyalakan lilin, badan
leeteuk menjadi dempet dengan taeyeon, taeyeon gugup, wajahnya pun terlihat
sangat gugup.
“omo... omo... !” taeyeon
terus berbicara dalam hati.
Taeyeon mulai terbawa dalam
keadaannya sendiri hingga tidak sadar akan keadaannya, dia terus berbicara
dalam hati karena tubuhnya terlalu dekat dengan leeteuk, lilinnya berjumlah 20,
masih ada 10 lagi yang belum dinyalakan. Karena letak 10 lilin yang belum dinyalakan
lebih tinggi maka leeteuk tambah mendekatkan tubuhnya pada taeyeon untuk
mencapai letak lilin, taeyeon makin gugup dan .....
“BLUPPP.....”
“Wkakakakaka ............”
orang-orang tertawa, semua menertawai taeyeon.
Wajah taeyeon berlumuran
cream kue, dia terdorong maju kedepan saat tubuh leeteuk makin dekat. Kali ini
taeyeon benar-benar ceroboh karena merusak bagian depan hiasan kue ulang tahun
tiffany yang bertuliskan “Saengil chukkae Tiffany”. Tetapi tiffany tertawa
terbahak-bahak dan menghampirinya diikuti appa dan eomma tiffany.
“Hahahaha taeyeon kau begitu
ceroboh wkakakakaka” sambil tertawa.
“apa yang kau pikirkan hingga
kau bisa ceroboh seperti ini wkakakaka” fany tertawa lebih keras.
“wkakakakaka......” taeyeon
tertawa campur rasa malu.
“wkakakakaka.....” leeteuk
ikut tertawa dan menggeleng-gelengkan kepalanya.
“Happy Birthday to you.” leeteuk
mengawali lagu ini, lalu diikuti taeyeon walau wajahnya masih sekidit
berlumuran, sisa creamnya ada yang taeyeon makan. Appa dan eomma tiffany juga
ikut menyanyi dengan riang. Lalu seisi ruangan mengikutinya. Lalu tiba saatnya
fany memotong kue.
“Ya, potongan pertama ini
akan saya berikan pada appa dan eomma.” Tiffany menghampiri appa dan eomma,
memberikan kue dan memeluk mereka dengan penuh kasih.
“potongan kedua ini saya
berikan pada leeteuk oppa.” Lalu dipeluknya.
“dan potongan ketiganya,
hanya untuk sahabat saya “Taeyeon”.” memeluk taeyeon.
Saya sangat berterimakasih
pada hari yang bahagia ini, setelah ini masih akan ada hidangan yang dapat
kalian santap, selamat melanjutkan acara.
Setelah acara kembali
dilanjutkan seperti semula, taeyeon berlari ke kamar kecil, dengan segera dia
membersihkan wajahnya.
“ahhh sial, semua riasanku
hilang, aigooo...”
Taeyeon masih di kamar kecil
sedangkan tiffany, leeteuk, appa dan eomma berkumpul di ruang keluarga. Acara
berlanjut seperti semula, orang-orang menikmati hidangan dan kembali menari.
“leeteuk, bagaimana dengan
pekerjaanmu disana?” tanya appa.
“gwenchana, ada investor
baru dari korea yang menanamkan sahamnya padaku.”
“Ohh ya? Sepertinya kau
sudah cukup sukses disana, apakah tidak ada pikiran untuk menetap di korea saja
menemani appa, eomma dan adikmu disini?”
“saya berfikir begitu appa,
mungkin beberapa bulan lagi saya akan pindah ke korea, saya akan memantau
pekerjaan saya darisini, lagipula saya memiliki orang kepercayaan untuk
menjalankan perusahaan saya disana.”
“hmmmm appa senang
mendengarnya, lalu apakah kau sudah memiliki teman wanita disana?” tanya appa penasaran.
“hahaha appa, saya begitu
fokus pada pekerjaan hingga tidak sempat memikirkan wanita, wanita yang saya
pikirkam hanya eomma dan tiffany.”
“aigooo, kau begitu manis.”
Eomma mengelus-elus kepala leeteuk.
“hahaha eomma, saya bahagia
karena setiap hari tiffany memposting gambar-gambar kalian di blognya,
akhir-akhir ini tiffany sering memposting gambar dirinya bersama sahabatnya
taeyeon. Saya pikir gadis itu manis juga, ya walau masih seperti anak kecil.”
Sambil tertawa kecil mengingat kecerobohan taeyeon tadi.
“oppa, awas taeyeon bisa
mendengarnya.” Bisik tiffany yang duduk disebelah leeteuk daritadi sambil
menyandarkan kepalanya dipundak leeteuk.
“tenang saja, dia pasti masih
sibuk membersihkan wajahnya dikamar kecil hehehe.”
Sembari tiffany dan leeteuk
berbicara appa dan eomma pergi untuk menerima tamu yang baru datang.
“oppa, jangan panggil dia
anak kecil, baru saja dia kesal karena ada pria yang menghinanya.”
“menghina? Kenapa bisa?”
tanya leeteuk terkejut.
“pria itu mengatakan kalau
taeyeon anak kecil dan tidak cukup umur untuk mengenakan sepatu highheels, itu
karena taeyeon terjatuh dan mematahkan highheelsnya.”
“Wkakakaka oh aku tidak
menyangka perkataanku membuatnya terluka hahahaha.” leeteuk tertawa
terbahak-bahak.
“apa? Kaukah pria itu oppa?
Ya ampun, bagaimana bisa? Ternyata kau sudah lama berada dalam acara ulang
tahunku, kenapa aku tidak melihatmu?”
“aku berada di sudut
ruangan, tempatnya agak gelap, aku hanya memperhatikan para tamu, saat akan
kelantai atas aku melihat taeyeon terjatuh, wajahnya lucu sekali, seperti anak
kecil yang akan menangis hahaha.”
“oppa, kejamnya dirimu pada
sahabatku.”
“hahahaha aku benar-benar
tidak tahan melihatnya, sungguh.” leeteuk tertawa sambil memegang perutnya.
Tiba-tiba muncul taeyeon
dengan wajahnya yang fresh, terlihat bersih, cantik yang alami, bibirnya
seperti tersentuh oleh es, terlihat mengkilat dan kenyal.
“hey, aku mendengar namaku
kau sebut-sebut, apa kalian membicarakan aku?” tanya taeyeon mengernyitkan
dahi, bibirkan sedikit maju.
“tenang taeyeon....” tiffany
datang menghampiri taeyeon, lalu menggandeng tangannya dan mengajaknya duduk
untuk mengobrol bersama.
“hmmmm jadi kau......”
“apa? Kenapa?” leeteuk
memotong pertanyaan taeyeon.
“huh, kau menyebalkan!”
“sudahlah taeyeon,
maafkanlah leeteuk oppa hehehe.”
“ahhh kalian ini, kalian
tidak tau bagaimana perasaanku.”
“baiklah, mulai sekarang
kami berjanji tidak akan mengatakanmu ‘anak kecil’ hehe..”
“ahhh yang benar saja, baru
saja kau mengatakannya?”
“hahahaha taeeeeng.” Tiffany
memukul kecil kepala taeyeon.
“hmmmm kalian berdua ini
sangat manis sekali, aku bangga punya adik seperti kalian hehehe...” kata leeteuk
dengan wajah yang berseri-seri.
“huaaah sejak kapan aku
menjadi adikmu haaa?” tandas taeyeon memukul kecil di pundak leeteuk.
“hehehe... aku sudah
menganggapmu sebagai adikku sejak kau kecil, tidak ingatkah kau saat kita
bertiga makan bersama dalam satu meja, hari itu kita memasak bersama membuat
kue beras pedas.”
“hihihihi masa kecil yang
indah.....” ungkap taeyeon.
“bahkan kau curang karena
lebih banyak bagian kue beras yang kau makan.” Ungkap taeyeon sambil tertawa.
“hahahaha...” leeteuk
tertawa.
“tapi kenapa aku tidak bisa
mengenali wajahmu oppa?” tanya taeyeon.
“iya, itu karena aku
bertambah dewasa dan tampan.” Jawab leeteuk sambil membusungkan dada.
“aigooo, kau ini.” Taeyeon
menutup bibirnya, pipinya mengembang, wajahnya merona, memerah, bahkan taeyeon
tidak sadar akan perubahan pada wajahnya yang memerah.
“hahaha kenapa wajahmu
memerah, apa kau demam?”
“haaaa? Apa yang memerah?”
taeyeon bingung, dia tidak menyadarinya.
“babo.” Balas tiffany yang
ikut menyaksikan percakapan leeteuk dan taeyeon.
“jahatnya kau fany,
uuuuuupss.” Taeyeon mulai menyadarinya, dan wajahnya makin memerah. Sementara leeteuk
memperhatikan tingkah taeyeon, hatinya tertawa kecil. Mata leeteuk menatap mata
indah taeyeon saat taeyeon memandang kebawah mengalihkan keadaan karena
wajahnya yang memerah, tatapan mata leeteuk tertarik jauh menatap kedalam mata
taeyeon, hingga akhirnya taeyeon melihat kearah leeteuk dan terkejut karena leeteuk
dengan dalam menatap matanya.
“aigoooo, kenapa dia
menatapku seperti itu, aku merasa malu, kenapa aku menjadi gugup.”
Tanya taeyeon dalam hati.
“hey.... apa yang kalian
lakukan? Tanya tiffany memecah suasana.
“hahahaha.....” taeyeon
tertawa dengan ekspresi yang kaku.
“hehehehe....” balas leeteuk
dengan tawa yang aneh, dirinya baru tersadar karena begitu lama memperhatikan
taeyeon.
“hmmmm..... kalian ini aneh
sekali hahaha.” Fany tertawa.
“hahaha...” taeyeon bingung
harus bilang bagaimana.
“Sebentar ya, aku akan mengambil beberapa makanan kecil
untuk kalian.” Taeyeon pergi meninggalkan mereka berdua menuju dapur untuk
mengambil beberapa makanan kecil.
“Tadaaaaa ..... !! ini
makanan kecil untuk kalian...”
“itukan kue, makanan kecil
apanya hahahaha......” tandas fany.
“sudahlah, aku sudah berbaik
hati membawakan makanan ini, ayo makanlah.”
Mereka bertiga memakan kue
itu bersama-sama, kebahagiaan hari ini terpancar diwajah tiffany dan taeyeon.
Setelah semua berakhir lalu taeyeon bergegas pulang kerumah.
[to be continued]
Bagaimana, apakah ceritanya
cukup menarik?
Tunggu untuk part ke-2
chingu ^o^
Gomawo.
Created by : chayeon
Tidak ada komentar:
Posting Komentar